Sabtu, 25 Agustus 2018

MANAJEMEN RISIKO SUMITOMO CORPORATION



INTRODUCTION
1. Sumitomo Corporation adalah salah satu anak perusahaan Sumitomo Group yang merupakan salah satu dari 5 "Sogo Shosha" perdagangan umum di Jepang. Ini memiliki 120 cabang luar negeri di 65 negara, dan memiliki beragam bisnis Logam, Sumber Daya Mineral, Energi, Kimia & Elektronik dan Infrastruktur. Departemen Tembaga adalah salah satu departemen di Copper Corporation yang dimiliki unit Sumber Daya Mineral, Energi, Kimia & Bisnis Elektronik. Pada 1800-an, Sumitomo Corporation melakukan diversifikasi bisnis ke Sumitomo Bank, Sumitomo Metals, dan Sumitomo Corporation. Pada tahun 1980, mereka memperoleh posisi yang kuat & reputasi positif di pasar Tembaga.

2. Ada dua jenis pelaku pasar yaitu satu pemasok yang melakukan pasokan fisik, dan yang kedua adalah spekulan yang arbitrasi kesepakatan tanpa pengiriman. Sumitomo bertindak sebagai spekulator dan setelah memperoleh tambang di Filipina pada tahun 1984, Sumitomo berubah dari spekulator menjadi pemasok. Setelah 1988, mereka menghasilkan laba $ 3 hingga 4 juta dan mereka mengikuti strategi kepemimpinan biaya yang menyebabkan kerugian besar karena memiliki persediaan tinggi sementara permintaan menurun.

KASUS SUMITOMO CORPORATION
Kasus manipulasi harga tembaga yang sempat mengguncang pasar komoditi pada 1996. Selama 10 tahun sampai 1995, Yasuo Hamanaka, kepala divisi perdagangan logam Sumitomo Corporation, sukses memanipulasi pasar. Karena itu ia mendapat julukan Mr Copper. 

Terdapat faktor yang mendukung kesuksesan Hamanaka dalam memanipulasi harga tembaga dunia :
jumlah persediaan tembaga milik Sumitomo Corp, yang menurut beberapa laporan mencapai 5% pasar tembaga dunia. Laporan lain menyatakan bahwa jumlah tembaga yang dikendalikan Hamanaka pada suatu waktu tertentu mewakili 5% dari pasokan tembaga dunia.

Hamanaka meningkatkan penguasaan atas pasar tembaga dengan bermain di pasar derivatif, dengan membangun banyak posisi long di banyak kontrak berjangka. 

Hamanaka sangat terbantu oleh fakta bahwa London Metal Exchange (LME), bursa logam terbesar di dunia tempat Hamanaka banyak bermain, menjadi acuan bagi harga tembaga dunia. Dan tidak seperti bursa komoditi AS, LME tidak mewajibkan pelaporan posisi sehingga tidak ada statistik yang menunjukkan berapa besar open interest.

Dengan ketiga hal tersebut, Hamanaka mampu memojokkan harga tembaga tetap tinggi secara artifisial selama hampir selama satu dekade sampai pada 1995, sehingga mendapat laba besar. Selain dapat memperoleh harga tinggi untuk tembaga yang dijualnya, Sumitomo menerima manfaat dalam bentuk komisi atas transaksi tembaga yang dia tangani.

RESPON PASAR
Banyak spekulator dan hedge fund menyadari manipulasi harga oleh Hamanaka. Beberapa di antara mereka mencoba menggoyang aksi tersebut dengan melakukan short selling untuk memaksa harga dapat turun ke level yang wajar untuk kemudian menutup posisi dengan mengantongi gain. Tetapi usaha mereka gagal karena Hamanaka mampu mengeluarkan lebih banyak dana untuk mempertahankan posisinya. Pendek kata, posisi long Hamanaka memaksa pemain yang melakukan shorting tembaga menutup posisi segera dengan menderita rugi atau menyerahkan barang.

Tetapi tidak ada yang abadi. Begitu juga dengan upaya Hamanaka memanipulasi pasar tembaga. Kondisi pasar berubah pada 1995, sebagian karena kebangkitan sektor pertambangan di China yang mendongkrak produksi. Kenaikan pasokan membuat harga tembaga yang lebih mahal daripada seharusnya, akhirnya mengalami koreksi.

ANALISA MANAJEMEN RESIKO
Sumitomo Corporation sebagai perusahaan, tentunya tidak dapat terlepas dari risiko bisnis yang akan dihadapi. Sumitomo selalu berupaya mengelola risiko untuk dapat memiminalisir dan mempersiapkan dalam menghadapi risiko. Berikut ini adalah Analisis risiko yang terdapat di Sumitomo Corporation:

Risiko Strategik
Pengertian : Risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan rencana strategis dan kebijakan yang berdampak signifikan dan adanya penetapan dari pihak eksternal yang dapat berdampak pada pelaksanaan fungsi, tugas dan ekstensi perusahaan.

Risiko Pasar
Pengertian : Risiko Kerugian pada posisi On dan Off Balance Sheet, karena perubahan komponen.
Risiko Pasar yang berkaitan dengan Kasus Sumitomo adalah Commodity Position Risk, dimana Risiko ini timbul dikarenakan adanya perubahan harga komoditas. Sumitomo sebagai salah satu perusahaan yang melakukan penambangan dan penjualan tembaga pada sekelompok jenis instrument tertentu. Risiko yang terjadi yaitu pada kerugian yang dicapai hingga USD 1,8 milyar dalam 10 tahun karena jual beli logam tembaga oleh tradernya.

Risiko Operasional
Pengertian : Risiko kerugian/karena adanya kekurangan dari komponen: Proses Internal; Sumber Daya Manusia; Sistem; Kejadian Eksternal; dan Regulasi.
Risiko Operasional yang berkaitan dengan Kasus Sumitomo yaitu dimana Hamanaka mampu memanipulasi harga pasar tembaga. Yang mana jumlah tembaga yang dikendalikan Hamanaka pada suatu waktu tertentu mewakili 5% dari pasokan tembaga dunia.

Risiko Reputasi
Pengertian : Risiko kerugian/karena adanya kekurangan dari komponen: Proses Internal; Sumber Daya Manusia; Sistem; Kejadia Eksternal; dan Regulasi.
Risiko Reputasi yang berkaitan dengan Kasus Sumitomo adalah dimana Reputasi Sumitomo sangat terancam dikarenakan telah banyak diketahui bahwa perusahaan tersebut tidak boleh seharusnya Loss Control khususnya diposisi Hamanaka. Para trader juga berpandang bahwa sumitomo pasti telah mengetahui bahwa perusahaan telah menyalurkan dananya ke Hamanaka setiap kali adanya Spekulator yang mengguncang posisinya.

KESIMPULAN
Bank/Lembaga keuangan memiliki bisnis yang risiko tinggi maka diperlukan Governance dan pengendalian pada bisnis prosesnya (systemic).
Pentingnya Pengendalian Risiko pada Perbankan/lembaga keuangan dikarenakan jenis bisnisnya rentan akan gejolak ekonomi.
Profile risiko harus di analisis dan di update periode mengingat ketidakpastian global dan perkembangan teknologi yang sangat cepat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar